Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pahing
8/6/1444
Jumadil Akhir
2
Pon
9/6/1444
Jumadil Akhir
3
Wage
10/6/1444
Jumadil Akhir
4
Kliwon
11/6/1444
Jumadil Akhir
5
Legi
12/6/1444
Jumadil Akhir
6
Pahing
13/6/1444
Jumadil Akhir
7
Pon
14/6/1444
Jumadil Akhir
8
Wage
15/6/1444
Jumadil Akhir
9
Kliwon
16/6/1444
Jumadil Akhir
10
Legi
17/6/1444
Jumadil Akhir
11
Pahing
18/6/1444
Jumadil Akhir
12
Pon
19/6/1444
Jumadil Akhir
13
Wage
20/6/1444
Jumadil Akhir
14
Kliwon
21/6/1444
Jumadil Akhir
15
Legi
22/6/1444
Jumadil Akhir
16
Pahing
23/6/1444
Jumadil Akhir
17
Pon
24/6/1444
Jumadil Akhir
18
Wage
25/6/1444
Jumadil Akhir
19
Kliwon
26/6/1444
Jumadil Akhir
20
Legi
27/6/1444
Jumadil Akhir
21
Pahing
28/6/1444
Jumadil Akhir
22
Pon
29/6/1444
Jumadil Akhir
23
Wage
1/7/1444
Rajab
24
Kliwon
2/7/1444
Rajab
25
Legi
3/7/1444
Rajab
26
Pahing
4/7/1444
Rajab
27
Pon
5/7/1444
Rajab
28
Wage
6/7/1444
Rajab
29
Kliwon
7/7/1444
Rajab
30
Legi
8/7/1444
Rajab
31
Pahing
9/7/1444
Rajab

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.