Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pahing
19/6/1445
Jumadil Akhir
2
Pon
20/6/1445
Jumadil Akhir
3
Wage
21/6/1445
Jumadil Akhir
4
Kliwon
22/6/1445
Jumadil Akhir
5
Legi
23/6/1445
Jumadil Akhir
6
Pahing
24/6/1445
Jumadil Akhir
7
Pon
25/6/1445
Jumadil Akhir
8
Wage
26/6/1445
Jumadil Akhir
9
Kliwon
27/6/1445
Jumadil Akhir
10
Legi
28/6/1445
Jumadil Akhir
11
Pahing
29/6/1445
Jumadil Akhir
12
Pon
1/7/1445
Rajab
13
Wage
2/7/1445
Rajab
14
Kliwon
3/7/1445
Rajab
15
Legi
4/7/1445
Rajab
16
Pahing
5/7/1445
Rajab
17
Pon
6/7/1445
Rajab
18
Wage
7/7/1445
Rajab
19
Kliwon
8/7/1445
Rajab
20
Legi
9/7/1445
Rajab
21
Pahing
10/7/1445
Rajab
22
Pon
11/7/1445
Rajab
23
Wage
12/7/1445
Rajab
24
Kliwon
13/7/1445
Rajab
25
Legi
14/7/1445
Rajab
26
Pahing
15/7/1445
Rajab
27
Pon
16/7/1445
Rajab
28
Wage
17/7/1445
Rajab
29
Kliwon
18/7/1445
Rajab
30
Legi
19/7/1445
Rajab
31
Pahing
20/7/1445
Rajab

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.