Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
22/7/1448
Rajab
2
Wage
23/7/1448
Rajab
3
Kliwon
24/7/1448
Rajab
4
Legi
25/7/1448
Rajab
5
Pahing
26/7/1448
Rajab
6
Pon
27/7/1448
Rajab
7
Wage
28/7/1448
Rajab
8
Kliwon
29/7/1448
Rajab
9
Legi
30/7/1448
Rajab
10
Pahing
1/8/1448
Sya'ban
11
Pon
2/8/1448
Sya'ban
12
Wage
3/8/1448
Sya'ban
13
Kliwon
4/8/1448
Sya'ban
14
Legi
5/8/1448
Sya'ban
15
Pahing
6/8/1448
Sya'ban
16
Pon
7/8/1448
Sya'ban
17
Wage
8/8/1448
Sya'ban
18
Kliwon
9/8/1448
Sya'ban
19
Legi
10/8/1448
Sya'ban
20
Pahing
11/8/1448
Sya'ban
21
Pon
12/8/1448
Sya'ban
22
Wage
13/8/1448
Sya'ban
23
Kliwon
14/8/1448
Sya'ban
24
Legi
15/8/1448
Sya'ban
25
Pahing
16/8/1448
Sya'ban
26
Pon
17/8/1448
Sya'ban
27
Wage
18/8/1448
Sya'ban
28
Kliwon
19/8/1448
Sya'ban
29
Legi
20/8/1448
Sya'ban
30
Pahing
21/8/1448
Sya'ban
31
Pon
22/8/1448
Sya'ban

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.