Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Wage
15/8/1450
Sya'ban
2
Kliwon
16/8/1450
Sya'ban
3
Legi
17/8/1450
Sya'ban
4
Pahing
18/8/1450
Sya'ban
5
Pon
19/8/1450
Sya'ban
6
Wage
20/8/1450
Sya'ban
7
Kliwon
21/8/1450
Sya'ban
8
Legi
22/8/1450
Sya'ban
9
Pahing
23/8/1450
Sya'ban
10
Pon
24/8/1450
Sya'ban
11
Wage
25/8/1450
Sya'ban
12
Kliwon
26/8/1450
Sya'ban
13
Legi
27/8/1450
Sya'ban
14
Pahing
28/8/1450
Sya'ban
15
Pon
29/8/1450
Sya'ban
16
Wage
1/9/1450
Ramadhan
17
Kliwon
2/9/1450
Ramadhan
18
Legi
3/9/1450
Ramadhan
19
Pahing
4/9/1450
Ramadhan
20
Pon
5/9/1450
Ramadhan
21
Wage
6/9/1450
Ramadhan
22
Kliwon
7/9/1450
Ramadhan
23
Legi
8/9/1450
Ramadhan
24
Pahing
9/9/1450
Ramadhan
25
Pon
10/9/1450
Ramadhan
26
Wage
11/9/1450
Ramadhan
27
Kliwon
12/9/1450
Ramadhan
28
Legi
13/9/1450
Ramadhan
29
Pahing
14/9/1450
Ramadhan
30
Pon
15/9/1450
Ramadhan
31
Wage
16/9/1450
Ramadhan

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.