Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Kliwon
22/3/1440
Rabiul Awal
2
Legi
23/3/1440
Rabiul Awal
3
Pahing
24/3/1440
Rabiul Awal
4
Pon
25/3/1440
Rabiul Awal
5
Wage
26/3/1440
Rabiul Awal
6
Kliwon
27/3/1440
Rabiul Awal
7
Legi
28/3/1440
Rabiul Awal
8
Pahing
29/3/1440
Rabiul Awal
9
Pon
30/3/1440
Rabiul Awal
10
Wage
1/4/1440
Rabiul Akhir
11
Kliwon
2/4/1440
Rabiul Akhir
12
Legi
3/4/1440
Rabiul Akhir
13
Pahing
4/4/1440
Rabiul Akhir
14
Pon
5/4/1440
Rabiul Akhir
15
Wage
6/4/1440
Rabiul Akhir
16
Kliwon
7/4/1440
Rabiul Akhir
17
Legi
8/4/1440
Rabiul Akhir
18
Pahing
9/4/1440
Rabiul Akhir
19
Pon
10/4/1440
Rabiul Akhir
20
Wage
11/4/1440
Rabiul Akhir
21
Kliwon
12/4/1440
Rabiul Akhir
22
Legi
13/4/1440
Rabiul Akhir
23
Pahing
14/4/1440
Rabiul Akhir
24
Pon
15/4/1440
Rabiul Akhir
25
Wage
16/4/1440
Rabiul Akhir
26
Kliwon
17/4/1440
Rabiul Akhir
27
Legi
18/4/1440
Rabiul Akhir
28
Pahing
19/4/1440
Rabiul Akhir
29
Pon
20/4/1440
Rabiul Akhir
30
Wage
21/4/1440
Rabiul Akhir
31
Kliwon
22/4/1440
Rabiul Akhir

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.