Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pahing
29/5/1446
Jumadil Awal
2
Pon
30/5/1446
Jumadil Awal
3
Wage
1/6/1446
Jumadil Akhir
4
Kliwon
2/6/1446
Jumadil Akhir
5
Legi
3/6/1446
Jumadil Akhir
6
Pahing
4/6/1446
Jumadil Akhir
7
Pon
5/6/1446
Jumadil Akhir
8
Wage
6/6/1446
Jumadil Akhir
9
Kliwon
7/6/1446
Jumadil Akhir
10
Legi
8/6/1446
Jumadil Akhir
11
Pahing
9/6/1446
Jumadil Akhir
12
Pon
10/6/1446
Jumadil Akhir
13
Wage
11/6/1446
Jumadil Akhir
14
Kliwon
12/6/1446
Jumadil Akhir
15
Legi
13/6/1446
Jumadil Akhir
16
Pahing
14/6/1446
Jumadil Akhir
17
Pon
15/6/1446
Jumadil Akhir
18
Wage
16/6/1446
Jumadil Akhir
19
Kliwon
17/6/1446
Jumadil Akhir
20
Legi
18/6/1446
Jumadil Akhir
21
Pahing
19/6/1446
Jumadil Akhir
22
Pon
20/6/1446
Jumadil Akhir
23
Wage
21/6/1446
Jumadil Akhir
24
Kliwon
22/6/1446
Jumadil Akhir
25
Legi
23/6/1446
Jumadil Akhir
26
Pahing
24/6/1446
Jumadil Akhir
27
Pon
25/6/1446
Jumadil Akhir
28
Wage
26/6/1446
Jumadil Akhir
29
Kliwon
27/6/1446
Jumadil Akhir
30
Legi
28/6/1446
Jumadil Akhir
31
Pahing
29/6/1446
Jumadil Akhir

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.