Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Legi
8/8/1444
Sya'ban
2
Pahing
9/8/1444
Sya'ban
3
Pon
10/8/1444
Sya'ban
4
Wage
11/8/1444
Sya'ban
5
Kliwon
12/8/1444
Sya'ban
6
Legi
13/8/1444
Sya'ban
7
Pahing
14/8/1444
Sya'ban
8
Pon
15/8/1444
Sya'ban
9
Wage
16/8/1444
Sya'ban
10
Kliwon
17/8/1444
Sya'ban
11
Legi
18/8/1444
Sya'ban
12
Pahing
19/8/1444
Sya'ban
13
Pon
20/8/1444
Sya'ban
14
Wage
21/8/1444
Sya'ban
15
Kliwon
22/8/1444
Sya'ban
16
Legi
23/8/1444
Sya'ban
17
Pahing
24/8/1444
Sya'ban
18
Pon
25/8/1444
Sya'ban
19
Wage
26/8/1444
Sya'ban
20
Kliwon
27/8/1444
Sya'ban
21
Legi
28/8/1444
Sya'ban
22
Pahing
29/8/1444
Sya'ban
23
Pon
1/9/1444
Ramadhan
24
Wage
2/9/1444
Ramadhan
25
Kliwon
3/9/1444
Ramadhan
26
Legi
4/9/1444
Ramadhan
27
Pahing
5/9/1444
Ramadhan
28
Pon
6/9/1444
Ramadhan
29
Wage
7/9/1444
Ramadhan
30
Kliwon
8/9/1444
Ramadhan
31
Legi
9/9/1444
Ramadhan

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.