Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pahing
18/8/1442
Sya'ban
2
Pon
19/8/1442
Sya'ban
3
Wage
20/8/1442
Sya'ban
4
Kliwon
21/8/1442
Sya'ban
5
Legi
22/8/1442
Sya'ban
6
Pahing
23/8/1442
Sya'ban
7
Pon
24/8/1442
Sya'ban
8
Wage
25/8/1442
Sya'ban
9
Kliwon
26/8/1442
Sya'ban
10
Legi
27/8/1442
Sya'ban
11
Pahing
28/8/1442
Sya'ban
12
Pon
29/8/1442
Sya'ban
13
Wage
1/9/1442
Ramadhan
14
Kliwon
2/9/1442
Ramadhan
15
Legi
3/9/1442
Ramadhan
16
Pahing
4/9/1442
Ramadhan
17
Pon
5/9/1442
Ramadhan
18
Wage
6/9/1442
Ramadhan
19
Kliwon
7/9/1442
Ramadhan
20
Legi
8/9/1442
Ramadhan
21
Pahing
9/9/1442
Ramadhan
22
Pon
10/9/1442
Ramadhan
23
Wage
11/9/1442
Ramadhan
24
Kliwon
12/9/1442
Ramadhan
25
Legi
13/9/1442
Ramadhan
26
Pahing
14/9/1442
Ramadhan
27
Pon
15/9/1442
Ramadhan
28
Wage
16/9/1442
Ramadhan
29
Kliwon
17/9/1442
Ramadhan
30
Legi
18/9/1442
Ramadhan

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.