Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Wage
6/11/1449
Dzulqaidah
2
Kliwon
7/11/1449
Dzulqaidah
3
Legi
8/11/1449
Dzulqaidah
4
Pahing
9/11/1449
Dzulqaidah
5
Pon
10/11/1449
Dzulqaidah
6
Wage
11/11/1449
Dzulqaidah
7
Kliwon
12/11/1449
Dzulqaidah
8
Legi
13/11/1449
Dzulqaidah
9
Pahing
14/11/1449
Dzulqaidah
10
Pon
15/11/1449
Dzulqaidah
11
Wage
16/11/1449
Dzulqaidah
12
Kliwon
17/11/1449
Dzulqaidah
13
Legi
18/11/1449
Dzulqaidah
14
Pahing
19/11/1449
Dzulqaidah
15
Pon
20/11/1449
Dzulqaidah
16
Wage
21/11/1449
Dzulqaidah
17
Kliwon
22/11/1449
Dzulqaidah
18
Legi
23/11/1449
Dzulqaidah
19
Pahing
24/11/1449
Dzulqaidah
20
Pon
25/11/1449
Dzulqaidah
21
Wage
26/11/1449
Dzulqaidah
22
Kliwon
27/11/1449
Dzulqaidah
23
Legi
28/11/1449
Dzulqaidah
24
Pahing
29/11/1449
Dzulqaidah
25
Pon
30/11/1449
Dzulqaidah
26
Wage
1/12/1449
Dzulhijjah
27
Kliwon
2/12/1449
Dzulhijjah
28
Legi
3/12/1449
Dzulhijjah
29
Pahing
4/12/1449
Dzulhijjah
30
Pon
5/12/1449
Dzulhijjah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.