Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
22/10/1445
Syawal
2
Wage
23/10/1445
Syawal
3
Kliwon
24/10/1445
Syawal
4
Legi
25/10/1445
Syawal
5
Pahing
26/10/1445
Syawal
6
Pon
27/10/1445
Syawal
7
Wage
28/10/1445
Syawal
8
Kliwon
29/10/1445
Syawal
9
Legi
1/11/1445
Dzulqaidah
10
Pahing
2/11/1445
Dzulqaidah
11
Pon
3/11/1445
Dzulqaidah
12
Wage
4/11/1445
Dzulqaidah
13
Kliwon
5/11/1445
Dzulqaidah
14
Legi
6/11/1445
Dzulqaidah
15
Pahing
7/11/1445
Dzulqaidah
16
Pon
8/11/1445
Dzulqaidah
17
Wage
9/11/1445
Dzulqaidah
18
Kliwon
10/11/1445
Dzulqaidah
19
Legi
11/11/1445
Dzulqaidah
20
Pahing
12/11/1445
Dzulqaidah
21
Pon
13/11/1445
Dzulqaidah
22
Wage
14/11/1445
Dzulqaidah
23
Kliwon
15/11/1445
Dzulqaidah
24
Legi
16/11/1445
Dzulqaidah
25
Pahing
17/11/1445
Dzulqaidah
26
Pon
18/11/1445
Dzulqaidah
27
Wage
19/11/1445
Dzulqaidah
28
Kliwon
20/11/1445
Dzulqaidah
29
Legi
21/11/1445
Dzulqaidah
30
Pahing
22/11/1445
Dzulqaidah
31
Pon
23/11/1445
Dzulqaidah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.