Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
12/11/1444
Dzulqaidah
2
Wage
13/11/1444
Dzulqaidah
3
Kliwon
14/11/1444
Dzulqaidah
4
Legi
15/11/1444
Dzulqaidah
5
Pahing
16/11/1444
Dzulqaidah
6
Pon
17/11/1444
Dzulqaidah
7
Wage
18/11/1444
Dzulqaidah
8
Kliwon
19/11/1444
Dzulqaidah
9
Legi
20/11/1444
Dzulqaidah
10
Pahing
21/11/1444
Dzulqaidah
11
Pon
22/11/1444
Dzulqaidah
12
Wage
23/11/1444
Dzulqaidah
13
Kliwon
24/11/1444
Dzulqaidah
14
Legi
25/11/1444
Dzulqaidah
15
Pahing
26/11/1444
Dzulqaidah
16
Pon
27/11/1444
Dzulqaidah
17
Wage
28/11/1444
Dzulqaidah
18
Kliwon
29/11/1444
Dzulqaidah
19
Legi
30/11/1444
Dzulqaidah
20
Pahing
1/12/1444
Dzulhijjah
21
Pon
2/12/1444
Dzulhijjah
22
Wage
3/12/1444
Dzulhijjah
23
Kliwon
4/12/1444
Dzulhijjah
24
Legi
5/12/1444
Dzulhijjah
25
Pahing
6/12/1444
Dzulhijjah
26
Pon
7/12/1444
Dzulhijjah
27
Wage
8/12/1444
Dzulhijjah
28
Kliwon
9/12/1444
Dzulhijjah
29
Legi
10/12/1444
Dzulhijjah
30
Pahing
11/12/1444
Dzulhijjah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.