Minggu | Senin | Selasa | Rabu | Kamis | Jumat | Sabtu |
---|---|---|---|---|---|---|
1 Pon 1/12/1443 Dzulhijjah | 2 Wage 2/12/1443 Dzulhijjah | |||||
3 Kliwon 3/12/1443 Dzulhijjah | 4 Legi 4/12/1443 Dzulhijjah | 5 Pahing 5/12/1443 Dzulhijjah | 6 Pon 6/12/1443 Dzulhijjah | 7 Wage 7/12/1443 Dzulhijjah | 8 Kliwon 8/12/1443 Dzulhijjah | 9 Legi 9/12/1443 Dzulhijjah |
10 Pahing 10/12/1443 Dzulhijjah | 11 Pon 11/12/1443 Dzulhijjah | 12 Wage 12/12/1443 Dzulhijjah | 13 Kliwon 13/12/1443 Dzulhijjah | 14 Legi 14/12/1443 Dzulhijjah | 15 Pahing 15/12/1443 Dzulhijjah | 16 Pon 16/12/1443 Dzulhijjah |
17 Wage 17/12/1443 Dzulhijjah | 18 Kliwon 18/12/1443 Dzulhijjah | 19 Legi 19/12/1443 Dzulhijjah | 20 Pahing 20/12/1443 Dzulhijjah | 21 Pon 21/12/1443 Dzulhijjah | 22 Wage 22/12/1443 Dzulhijjah | 23 Kliwon 23/12/1443 Dzulhijjah |
24 Legi 24/12/1443 Dzulhijjah | 25 Pahing 25/12/1443 Dzulhijjah | 26 Pon 26/12/1443 Dzulhijjah | 27 Wage 27/12/1443 Dzulhijjah | 28 Kliwon 28/12/1443 Dzulhijjah | 29 Legi 29/12/1443 Dzulhijjah | 30 Pahing 1/1/1444 Muharram |
31 Pon 2/1/1444 Muharram |
Kalender Jawa
Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.
Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.
Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:
1. Siklus Pekan
• Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
• Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
• Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
2. Siklus Bulanan
• Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)
3. Siklus Windu
• Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.
Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa
Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:
- Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
- Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
- Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
- Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.
Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.
Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.