Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Wage
5/1/1447
Muharram
2
Kliwon
6/1/1447
Muharram
3
Legi
7/1/1447
Muharram
4
Pahing
8/1/1447
Muharram
5
Pon
9/1/1447
Muharram
6
Wage
10/1/1447
Muharram
7
Kliwon
11/1/1447
Muharram
8
Legi
12/1/1447
Muharram
9
Pahing
13/1/1447
Muharram
10
Pon
14/1/1447
Muharram
11
Wage
15/1/1447
Muharram
12
Kliwon
16/1/1447
Muharram
13
Legi
17/1/1447
Muharram
14
Pahing
18/1/1447
Muharram
15
Pon
19/1/1447
Muharram
16
Wage
20/1/1447
Muharram
17
Kliwon
21/1/1447
Muharram
18
Legi
22/1/1447
Muharram
19
Pahing
23/1/1447
Muharram
20
Pon
24/1/1447
Muharram
21
Wage
25/1/1447
Muharram
22
Kliwon
26/1/1447
Muharram
23
Legi
27/1/1447
Muharram
24
Pahing
28/1/1447
Muharram
25
Pon
29/1/1447
Muharram
26
Wage
30/1/1447
Muharram
27
Kliwon
1/2/1447
Safar
28
Legi
2/2/1447
Safar
29
Pahing
3/2/1447
Safar
30
Pon
4/2/1447
Safar
31
Wage
5/2/1447
Safar

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.