Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
19/11/1439
Dzulqaidah
2
Wage
20/11/1439
Dzulqaidah
3
Kliwon
21/11/1439
Dzulqaidah
4
Legi
22/11/1439
Dzulqaidah
5
Pahing
23/11/1439
Dzulqaidah
6
Pon
24/11/1439
Dzulqaidah
7
Wage
25/11/1439
Dzulqaidah
8
Kliwon
26/11/1439
Dzulqaidah
9
Legi
27/11/1439
Dzulqaidah
10
Pahing
28/11/1439
Dzulqaidah
11
Pon
29/11/1439
Dzulqaidah
12
Wage
30/11/1439
Dzulqaidah
13
Kliwon
1/12/1439
Dzulhijjah
14
Legi
2/12/1439
Dzulhijjah
15
Pahing
3/12/1439
Dzulhijjah
16
Pon
4/12/1439
Dzulhijjah
17
Wage
5/12/1439
Dzulhijjah
18
Kliwon
6/12/1439
Dzulhijjah
19
Legi
7/12/1439
Dzulhijjah
20
Pahing
8/12/1439
Dzulhijjah
21
Pon
9/12/1439
Dzulhijjah
22
Wage
10/12/1439
Dzulhijjah
23
Kliwon
11/12/1439
Dzulhijjah
24
Legi
12/12/1439
Dzulhijjah
25
Pahing
13/12/1439
Dzulhijjah
26
Pon
14/12/1439
Dzulhijjah
27
Wage
15/12/1439
Dzulhijjah
28
Kliwon
16/12/1439
Dzulhijjah
29
Legi
17/12/1439
Dzulhijjah
30
Pahing
18/12/1439
Dzulhijjah
31
Pon
19/12/1439
Dzulhijjah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.