Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Legi
10/3/1450
Rabiul Awal
2
Pahing
11/3/1450
Rabiul Awal
3
Pon
12/3/1450
Rabiul Awal
4
Wage
13/3/1450
Rabiul Awal
5
Kliwon
14/3/1450
Rabiul Awal
6
Legi
15/3/1450
Rabiul Awal
7
Pahing
16/3/1450
Rabiul Awal
8
Pon
17/3/1450
Rabiul Awal
9
Wage
18/3/1450
Rabiul Awal
10
Kliwon
19/3/1450
Rabiul Awal
11
Legi
20/3/1450
Rabiul Awal
12
Pahing
21/3/1450
Rabiul Awal
13
Pon
22/3/1450
Rabiul Awal
14
Wage
23/3/1450
Rabiul Awal
15
Kliwon
24/3/1450
Rabiul Awal
16
Legi
25/3/1450
Rabiul Awal
17
Pahing
26/3/1450
Rabiul Awal
18
Pon
27/3/1450
Rabiul Awal
19
Wage
28/3/1450
Rabiul Awal
20
Kliwon
29/3/1450
Rabiul Awal
21
Legi
30/3/1450
Rabiul Awal
22
Pahing
1/4/1450
Rabiul Akhir
23
Pon
2/4/1450
Rabiul Akhir
24
Wage
3/4/1450
Rabiul Akhir
25
Kliwon
4/4/1450
Rabiul Akhir
26
Legi
5/4/1450
Rabiul Akhir
27
Pahing
6/4/1450
Rabiul Akhir
28
Pon
7/4/1450
Rabiul Akhir
29
Wage
8/4/1450
Rabiul Akhir
30
Kliwon
9/4/1450
Rabiul Akhir
31
Legi
10/4/1450
Rabiul Akhir

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.