Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Legi
18/3/1448
Rabiul Awal
2
Pahing
19/3/1448
Rabiul Awal
3
Pon
20/3/1448
Rabiul Awal
4
Wage
21/3/1448
Rabiul Awal
5
Kliwon
22/3/1448
Rabiul Awal
6
Legi
23/3/1448
Rabiul Awal
7
Pahing
24/3/1448
Rabiul Awal
8
Pon
25/3/1448
Rabiul Awal
9
Wage
26/3/1448
Rabiul Awal
10
Kliwon
27/3/1448
Rabiul Awal
11
Legi
28/3/1448
Rabiul Awal
12
Pahing
29/3/1448
Rabiul Awal
13
Pon
30/3/1448
Rabiul Awal
14
Wage
1/4/1448
Rabiul Akhir
15
Kliwon
2/4/1448
Rabiul Akhir
16
Legi
3/4/1448
Rabiul Akhir
17
Pahing
4/4/1448
Rabiul Akhir
18
Pon
5/4/1448
Rabiul Akhir
19
Wage
6/4/1448
Rabiul Akhir
20
Kliwon
7/4/1448
Rabiul Akhir
21
Legi
8/4/1448
Rabiul Akhir
22
Pahing
9/4/1448
Rabiul Akhir
23
Pon
10/4/1448
Rabiul Akhir
24
Wage
11/4/1448
Rabiul Akhir
25
Kliwon
12/4/1448
Rabiul Akhir
26
Legi
13/4/1448
Rabiul Akhir
27
Pahing
14/4/1448
Rabiul Akhir
28
Pon
15/4/1448
Rabiul Akhir
29
Wage
16/4/1448
Rabiul Akhir
30
Kliwon
17/4/1448
Rabiul Akhir

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.