Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Legi
29/3/1449
Rabiul Awal
2
Pahing
30/3/1449
Rabiul Awal
3
Pon
1/4/1449
Rabiul Akhir
4
Wage
2/4/1449
Rabiul Akhir
5
Kliwon
3/4/1449
Rabiul Akhir
6
Legi
4/4/1449
Rabiul Akhir
7
Pahing
5/4/1449
Rabiul Akhir
8
Pon
6/4/1449
Rabiul Akhir
9
Wage
7/4/1449
Rabiul Akhir
10
Kliwon
8/4/1449
Rabiul Akhir
11
Legi
9/4/1449
Rabiul Akhir
12
Pahing
10/4/1449
Rabiul Akhir
13
Pon
11/4/1449
Rabiul Akhir
14
Wage
12/4/1449
Rabiul Akhir
15
Kliwon
13/4/1449
Rabiul Akhir
16
Legi
14/4/1449
Rabiul Akhir
17
Pahing
15/4/1449
Rabiul Akhir
18
Pon
16/4/1449
Rabiul Akhir
19
Wage
17/4/1449
Rabiul Akhir
20
Kliwon
18/4/1449
Rabiul Akhir
21
Legi
19/4/1449
Rabiul Akhir
22
Pahing
20/4/1449
Rabiul Akhir
23
Pon
21/4/1449
Rabiul Akhir
24
Wage
22/4/1449
Rabiul Akhir
25
Kliwon
23/4/1449
Rabiul Akhir
26
Legi
24/4/1449
Rabiul Akhir
27
Pahing
25/4/1449
Rabiul Akhir
28
Pon
26/4/1449
Rabiul Akhir
29
Wage
27/4/1449
Rabiul Akhir
30
Kliwon
28/4/1449
Rabiul Akhir

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.