Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
13/10/1447
Syawal
2
Wage
14/10/1447
Syawal
3
Kliwon
15/10/1447
Syawal
4
Legi
16/10/1447
Syawal
5
Pahing
17/10/1447
Syawal
6
Pon
18/10/1447
Syawal
7
Wage
19/10/1447
Syawal
8
Kliwon
20/10/1447
Syawal
9
Legi
21/10/1447
Syawal
10
Pahing
22/10/1447
Syawal
11
Pon
23/10/1447
Syawal
12
Wage
24/10/1447
Syawal
13
Kliwon
25/10/1447
Syawal
14
Legi
26/10/1447
Syawal
15
Pahing
27/10/1447
Syawal
16
Pon
28/10/1447
Syawal
17
Wage
29/10/1447
Syawal
18
Kliwon
1/11/1447
Dzulqaidah
19
Legi
2/11/1447
Dzulqaidah
20
Pahing
3/11/1447
Dzulqaidah
21
Pon
4/11/1447
Dzulqaidah
22
Wage
5/11/1447
Dzulqaidah
23
Kliwon
6/11/1447
Dzulqaidah
24
Legi
7/11/1447
Dzulqaidah
25
Pahing
8/11/1447
Dzulqaidah
26
Pon
9/11/1447
Dzulqaidah
27
Wage
10/11/1447
Dzulqaidah
28
Kliwon
11/11/1447
Dzulqaidah
29
Legi
12/11/1447
Dzulqaidah
30
Pahing
13/11/1447
Dzulqaidah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.