Kalender Jawa

MingguSeninSelasaRabuKamisJumatSabtu
1
Pon
14/11/1447
Dzulqaidah
2
Wage
15/11/1447
Dzulqaidah
3
Kliwon
16/11/1447
Dzulqaidah
4
Legi
17/11/1447
Dzulqaidah
5
Pahing
18/11/1447
Dzulqaidah
6
Pon
19/11/1447
Dzulqaidah
7
Wage
20/11/1447
Dzulqaidah
8
Kliwon
21/11/1447
Dzulqaidah
9
Legi
22/11/1447
Dzulqaidah
10
Pahing
23/11/1447
Dzulqaidah
11
Pon
24/11/1447
Dzulqaidah
12
Wage
25/11/1447
Dzulqaidah
13
Kliwon
26/11/1447
Dzulqaidah
14
Legi
27/11/1447
Dzulqaidah
15
Pahing
28/11/1447
Dzulqaidah
16
Pon
29/11/1447
Dzulqaidah
17
Wage
30/11/1447
Dzulqaidah
18
Kliwon
1/12/1447
Dzulhijjah
19
Legi
2/12/1447
Dzulhijjah
20
Pahing
3/12/1447
Dzulhijjah
21
Pon
4/12/1447
Dzulhijjah
22
Wage
5/12/1447
Dzulhijjah
23
Kliwon
6/12/1447
Dzulhijjah
24
Legi
7/12/1447
Dzulhijjah
25
Pahing
8/12/1447
Dzulhijjah
26
Pon
9/12/1447
Dzulhijjah
27
Wage
10/12/1447
Dzulhijjah
28
Kliwon
11/12/1447
Dzulhijjah
29
Legi
12/12/1447
Dzulhijjah
30
Pahing
13/12/1447
Dzulhijjah
31
Pon
14/12/1447
Dzulhijjah

Kalender Jawa

Apa Itu Kalender Jawa ?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi budaya dan keagamaan. Kalender ini merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam (Hijriyah), Hindu (Saka), dan Gregorian (Masehi) yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 M.

Sejarah dan Perkembangan Kalender Jawa
Kalender Jawa mulai digunakan secara resmi oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1633 M sebagai upaya Sultan Agung untuk menyatukan masyarakatnya yang memiliki pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Sebelumnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berasal dari India. Dengan mengadopsi sistem kalender Hijriyah dan menggabungkannya dengan unsur lokal, Sultan Agung menciptakan sistem baru yang masih digunakan hingga sekarang.



Kalender Jawa memiliki sistem perhitungan waktu yang unik, terdiri dari beberapa unsur utama:

1. Siklus Pekan

Kalender Jawa memiliki dua siklus pekan:
Pekan Pancawara (5 hari) terdiri dari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Pekan Saptawara (7 hari) mengikuti hari Masehi: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

2. Siklus Bulanan

Kalender Jawa memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan penyesuaian terhadap sistem Hijriyah:
1. Sura (Muharram)
2. Sapar (Safar)
3. Mulud (Rabiul Awal)
4. Bakda Mulud (Rabiul Akhir)
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rejeb
8. Ruwah (Sya’ban)
9. Pasa (Ramadhan)
10. Syawal
11. Dulkaidah
12. Besar (Dzulhijjah)

3. Siklus Windu

Kalender Jawa juga memiliki siklus delapan tahun yang disebut Windu, terdiri dari tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.


Fungsi dan Penggunaan Kalender Jawa

Kalender Jawa masih digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam:

  • Menentukan hari baik dan buruk berdasarkan perhitungan neptu (jumlah nilai hari dan pasaran).
  • Menentukan tanggal perayaan adat dan keagamaan, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Ruwatan.
  • Menentukan tanggal weton (hari lahir) dalam tradisi Jawa untuk acara pernikahan, kelahiran, dan kematian.
  • Penanggalan pertanian dan musim bagi petani Jawa.

Cara Menggunakan Kalender Jawa
Untuk menggunakan kalender Jawa, seseorang dapat mencocokkan tanggal Masehi dengan sistem penanggalan Jawa menggunakan konverter atau tabel kalender Jawa. Banyak aplikasi digital saat ini juga menyediakan fitur konversi otomatis untuk mempermudah pengguna.

Kesimpulan
Kalender Jawa adalah warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dengan sistem penanggalan yang unik dan memiliki nilai historis tinggi, kalender ini tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam tradisi adat dan spiritual. Memahami kalender Jawa membantu menjaga warisan leluhur dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Nusantara.